Sunday, August 28, 2011

Ramadan Terakhir (Kali ini)

Ini mungkin Ramadan Terakhir
Kali ini

Sebelum aku pergi
Sebelum aku kembali

Mungkin senyuman hari ini
Bisa dilupai
Bisa dibuang dari kenangan
Seorang pendosa yang dibenci

Ini mungkin Ramadan terakhir kali
Kita bertatap mata
Bergurau senda
Berbual kosong
Merawat rindu

Sebelum aku pergi
Sebelum aku kembali

Mungkin sentuhan hati
Bisa dicampak
Bisa dihumban ke jurang dalam
Seorang pendosa yang malang
Yang tak kenal kebahagiaan
Yang hanya mengacau
Yang kau harap tidak pernah wujud

Mungkin kali ini
Ramadan terakhir yang kau jumpai...

-al Mutamarid

21 Ramadan 1432

Tuesday, August 2, 2011

Catatan Malam Pendosa

Malam ini

Berkumandang namaMu di rumah-rumahMu

Yang jarang kukunjungi.

Aku kelihatan masih dilambung ombak

Di tengah kota

Mengadu nasib kepada dunia

Rencah manusia

Seorang Pendosa.

Bukan aku tak ingin

Mengecap nikmatMu

Ketenangan abadi yang Kau janji

Bukanku tak mahu duduk iktiqaf

Di surau kecil yang besar ruangnya

Meluahkan cinta Agung

Menunjukkan keberahian tidak terbanding

Dengan khusyu' dan Tawadhu'

Aku rela dihina

oleh mereka yang buntu

yang cemburu dengan cintaku padaMu

Tidak pernah kurang kepercayaanku

terhadap Kau.

Walau acapkali mereka

menggunakan namaMu hanya untuk mencercaku

Seolah mereka utusan terusMu

Namun aku tetap percaya

Janji kekasih Agung

Kerna kau lebih tahu

dari kami yang dungu.

Kau lebih tahu

Aku dari aku sendiri

Dan mereka yang tak pernah mengerti

Kau lebih tahu

Anjing yang bijak

Lebih mulia dari biri-biri yang jinak

Kau lebih tahu

Monolog hati lebih baik

Dari lakonan sumbang di khayalak

Kau lebih tahu

Rahsia tak terbanding

Yang tak mungkin dapat dirunding

Kau lebih tahu

Sujudku hanya untukMu

-al Mutamarid

1-2 Ramadan 1432

ramadan


Sempena Ramadan ini..siri "Ramadan Seorang Pendosa" akan muncul.

Anekdot, catatan, puisi dan mungkin cerita berkaitan akan dinaikkan dalam postings blog

Sekian

-Si Kalut

Wednesday, May 25, 2011

Hiatus


Hilang hari ini
Masih sama esok hari
Rasa pergi

Mati sendiri

Apa peduli
Aku sendiri

Kau peduli?
Itu ilusi

Atau delusi
Diri sendiri?
Rasa pergi

Buang ke mari

Buang ke sini

Kalutan emosi
Khayalan memori

Apa lagi?
Desepsi?

Bawa depresi

Percaya diri
Hidup lagi

Mati kembali

Hilang esok hari...

Friday, November 12, 2010

Konfesi


Konfesi

Aku tak mampu, aku tahu
Menjadi seseorang yang kau mahu
Aku tahu aku bukan idealmu
Kerna kau mahukan begitu
Biar kita teruskan begini
Selagi kau ada masa menemani
Kerna aku takut saat tiba
Bila aku mengundang duka
Dan aku tak mahu
Menjadi sebab kau menangis lagi

Aku tak mampu, aku tahu
Menjadi insan menyambut tanganmu
Terlalu jauh ingatan itu
Untuk seseorang seperti aku
Dan biar kita terus begini
Selagi aku masih di sini
Kerna aku takut saatnya nanti
Bila kau memilih jalan sendiri
Dan aku hanya mampu
Menangisi keputusan ini

Biar ia seperti sekarang
Dari kejauhan aku memandang
Mengimbau sejauh kenangan
Yang tidak pernah kehilangan walau sesaat
Untuk kau
Yang tak pernah gagal pulang
Setiap kali rindu mendatang
Dan aku terus berlakon
Seolah aku tak kisah
Seolah hati ini tiada berdarah
Walau aku amat ingin walau sekali
Melihat kau tersenyum padaku
Setiap saat dan waktu

Dan aku takkan mampu
Menghadapi tiba masanya nanti
Bila aku gagal buat pertama kali
Membahagiakanmu seperti hari ini


--rad--

Thursday, October 21, 2010

menanti

Bila malam makin kosong,
Dan kepala makin bingung, berpusing
Dan hati gundah gelisah

Sangat ingin kudengarkan
Suara atau pesanan yang kutunggu dari semalam

Aku faham kamu sibuk
Aku faham aku tidak penting

Kerna aku tak mampu marah atau melenting
Kubiar saja rasaku

Biar sayu hatiku merindu
Biar sepi temani malamku
Seperti selalu...

Friday, October 1, 2010

klise..aku mula benci perkataan ini

Manusia memang tak pernah berpuas hati.

Itu memang 'klise'. Tak perlu lagi dihuraikan secara memanjang tentang betapa kebenaran pernyataan di atas.

Hidup satu perjuangan.

Ini juga memang 'klise'.

Tapi pernahkah manusia terfikir, dalam perjuangan hidup, ia tidak pernah rasa puas hati? Perjuangan dalam memperjuangkan keadilan diri sendiri? Berkorban diri bagi mencapai maksud tertentu?

Tampak mulia, tapi bila perjuangan keadilan mengorbankan orang lain? Di mana pula keadilan itu?

Dan masih boleh bergelak ketawa tatkala yang lain makin berduka?

Dan maksud yang sebenar masih tak kunjung tiba?

Ikan kecil hanyalah mangsa ikan besar dalam kolam yang sederhana ini.